TEMPO.CO, Jakarta - Banyak rumah sakit dan pemerintah negara bagian di Amerika Serikat telah mulai memburu freezer ultradingin. Mereka bersiap untuk vaksinasi Covid-19 menggunakan vaksin yang dikembangkan Pfizer yang telah menyodorkan klaim awal efektivitas lebih dari 90 persen.
Vaksin Pfizer, yang berbasis mRNA, memang mensyaratkan penyimpanan -70 derajat Celsius. Suhu ini jauh lebih dingin daripada yang dibutuhkan dalm penyimpanan kebanyakan jenis vaksin lainnya, yang cukup disimpan dalam kulkas (2-8 derajat Celsius).
Gelombang pembelian freezer ultradingin itu sudah mulai terlihat meski Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), pada Kamis 12 November 2020 mengumumkan, kedatangan pertama vaksin itu masih dalam jumlah sangat terbatas. Itu artinya dosis bisa langsung digunakan untuk vaksinasi, belum perlu fasilitas freezer itu.
Di banyak negara di luar Amerika Serikat, Michael Head, peneliti senior di Global Health, University of Southampton, Inggris, memprediksi, distribusi adalah satu faktor yang bakal menjadi kompleks dari kandidat Vaksin Covid-19 buatan Pfizer karena spesifikasi freezernya itu.
Dia menjelaskan bahwa vaksin adalah produk yang rapuh. "Vaksin perlu disimpan pada suhu spesifik, dan beberapa bahkan sensitif terhadap cahaya sehingga menuntut dikemas dalam ampul berkaca gelap sepanjang transportasi dilakukan," katanya seperti dikutip dari The Conversation, 10 November 2020.
Kondisi penyimpanan yang tepat harus dijaga sepanjang perjalanan sampai ke titik lokasi penyuntikan di mana penerima sudah siap dengan lengan bajunya yang sudah digulung. Saat itu petugas vaksinasi atau perawat akan membuka pintu kulkas atau wadah pendingin untuk ekstrak dosis imunisasi yang dibutuhkan.
Sebagai contoh, katakanlah vaksin harus dikirim ke sebuah kampung atau desa di Papua, dan vaksin datang dari Amerika Serikat. Rantai distribusi dingin sudah harus dilakukan sejak meninggalkan pabriknya, dimuat ke kendaraan transportasi, dan dibawa ke sebuah lokasi penyimpanan dekat bandara di mana pesawat akan bertolak menuju Indonesia.
Vaksin dalam media penyimpan ultradinginnya lalu masuk pesawat dan ikut terbang. Sesampainya di Jakarta, dipindahkan lagi ke sebuah lokasi penyimpanan dekat Bandara Soekarno-Hatta. Dari sana, vaksin diangkut lagi ke Papua, dan dipindahkan lagi ke lokasi penyimpanan dekat bandara di sana.
Baca juga:
Indonesia Buka Peluang Gunakan Calon Vaksin Covid-19 dari Pfizer
Dari sini, vaksin didistribusikan lebih jauh dengan kendaraan, atau bahkan harus menyambung dengan berjalan kaki sebelum sampai ke kampung yang dimaksud.
Rute distribusi ini tidak baru dan mungkin pernah dijalani pula. Masalahnya, jumlah lokasi penyimpanan ultradingin yang dibutuhkan untuk menjaga kualitas vaksin itu.